5 Kesalahan Fatal dalam Merawat Ikan Cupang yang Harus Dihindari
Ikan cupang (Betta splendens) dikenal sebagai ikan hias yang cantik, penuh warna, dan relatif mudah dipelihara. Namun, kemudahan ini sering kali menipu pemula. Banyak yang berpikir cukup memberi makan dan menaruh cupang dalam wadah kecil, lalu ikan akan tumbuh sehat. Faktanya, kesalahan kecil dalam perawatan bisa berakibat fatal: warna memudar, sirip rusak, ikan stres, bahkan mati lebih cepat dari yang seharusnya.
Artikel ini akan membahas 5 kesalahan fatal dalam merawat ikan cupang yang sering dilakukan pemula, lengkap dengan solusi praktis untuk menghindarinya. Dengan memahami hal ini, Anda bisa memastikan cupang kesayangan tetap sehat, indah, dan berumur panjang.
Mengapa Banyak Pemula Gagal Merawat Ikan Cupang?
Meski sering disebut “ikan pemula”, cupang tetap membutuhkan perhatian khusus. Ada tiga alasan utama mengapa banyak orang gagal:
Cupang dikenal mudah dirawat, tapi tetap butuh perhatian.
Ya, cupang bisa hidup di wadah kecil tanpa aerator. Tapi itu bukan berarti mereka bisa dibiarkan begitu saja. Cupang tetap memerlukan air bersih, pakan bergizi, dan perawatan rutin.Kesalahan kecil bisa berakibat fatal.
Sekali overfeeding, air bisa cepat kotor. Sekali lupa mengganti air, jamur bisa menyerang. Sekali salah satukan dua cupang jantan, perkelahian bisa berakhir dengan kematian.Perlunya pengetahuan dasar.
Banyak pemula tidak mempelajari karakteristik cupang terlebih dahulu. Padahal, mengenali kebiasaan, kebutuhan, dan sifat alami cupang adalah kunci keberhasilan merawatnya.
Singkatnya, kegagalan biasanya bukan karena cupang sulit, melainkan karena pemiliknya tidak tahu apa yang benar.
Kesalahan #1 – Memberi Makan Secara Berlebihan
Dampak Overfeeding
Banyak pemilik cupang ingin ikan cepat besar, sehingga memberi makan berlebihan. Padahal, overfeeding justru berbahaya. Sisa makanan yang tidak habis akan tenggelam, membusuk, dan mencemari air. Akibatnya:
Kualitas air menurun drastis
Bakteri dan jamur berkembang biak
Cupang stres dan rentan penyakit
Perut cupang bisa buncit (bloating) hingga menyebabkan kematian
Porsi Makan yang Tepat
Cupang memiliki lambung kecil, kira-kira seukuran matanya. Artinya, porsi makan cukup sebesar bola mata cupang dalam sekali makan.
Solusi Pola Makan Ideal
Beri makan 2 kali sehari (pagi dan sore).
Gunakan pakan berkualitas, baik alami maupun buatan.
Sesekali puasakan sehari (1x seminggu) untuk menjaga sistem pencernaan.
Kesalahan #2 – Tidak Menjaga Kualitas Air
Air Kotor = Penyebab Penyakit
Air kotor adalah musuh utama cupang. Lingkungan dengan banyak kotoran memicu penyakit seperti velvet, white spot, jamur, hingga fin rot. Cupang memang bisa hidup di air statis, tapi bukan berarti ia kebal penyakit.
Frekuensi Penggantian Air yang Benar
Jika wadah kecil (toples 1 liter), ganti setiap 2–3 hari.
Jika akuarium dengan filter, cukup ganti 20–30% air per minggu.
Suhu dan pH yang Sesuai
Cupang berasal dari perairan tropis Asia Tenggara. Idealnya:
Suhu: 25–28°C
pH: 6,5–7,5
Gunakan termometer dan selalu pastikan suhu stabil, karena cupang sensitif terhadap perubahan mendadak.
Kesalahan #3 – Menyatukan Ikan Cupang dalam Satu Wadah
Karakter Agresif Cupang Jantan
Cupang jantan terkenal sebagai petarung alami. Menyatukan dua jantan dalam satu wadah hampir selalu berakhir perkelahian serius. Sirip bisa robek, tubuh luka, bahkan salah satu mati.
Risiko Perkelahian hingga Kematian
Bukan hanya jantan dengan jantan, betina pun bisa saling serang jika wadah terlalu sempit. Apalagi jika ada jantan dalam satu wadah, betina bisa stres terus-menerus.
Solusi: Pemisahan Wadah yang Tepat
Jantan harus dipelihara terpisah. Gunakan toples atau akuarium dengan sekat transparan.
Betina bisa dipelihara berkoloni, tetapi wadah harus luas dengan banyak tanaman sebagai tempat berlindung.
Untuk breeding, satukan jantan dan betina hanya saat proses pemijahan, lalu pisahkan kembali.
Kesalahan #4 – Mengabaikan Kebersihan Akuarium atau Toples
Penumpukan Lumut dan Sisa Makanan
Akuarium atau toples yang jarang dibersihkan akan menumpuk lumut, lendir, dan sisa makanan. Ini menjadi tempat berkembang biak jamur dan bakteri.
Risiko Infeksi dan Penyakit Jamur
Kebersihan buruk sering memicu penyakit seperti:
Fin rot (sirip busuk)
Jamur putih pada tubuh
Cupang lesu dan kehilangan warna
Tips Menjaga Kebersihan Wadah
Bersihkan wadah dengan air hangat, hindari sabun.
Gunakan daun ketapang untuk menjaga kualitas air alami.
Siphon sisa kotoran di dasar akuarium secara berkala.
Kesalahan #5 – Salah dalam Memilih Pakan
Memberikan Pakan yang Tidak Bergizi
Banyak pemula memberi pakan sembarangan, seperti remah roti, nasi, atau makanan kering lain. Padahal, itu tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi cupang.
Dampaknya pada Pertumbuhan dan Warna
Cupang kurang nutrisi → pertumbuhan lambat
Warna pudar, tidak cerah
Sirip tidak berkembang optimal
Alternatif Pakan Berkualitas Tinggi
Pakan alami: cacing sutra, kutu air, artemia, jentik nyamuk
Pakan buatan khusus cupang: pelet berprotein tinggi, freeze-dried bloodworm
Kombinasi alami dan buatan untuk hasil maksimal
Dampak Jangka Panjang dari Kesalahan Merawat Cupang
Jika kesalahan di atas dibiarkan, hasilnya akan terlihat jelas:
Cupang sering sakit dan mudah mati
Warna kusam, sirip rusak, keindahan berkurang
Umur cupang lebih pendek (hanya 6 bulan–1 tahun, padahal bisa 3–4 tahun)
Dengan kata lain, kesalahan kecil bisa memotong setengah umur cupang.
Tips Praktis Agar Terhindar dari Kesalahan Fatal
Rutin observasi perilaku cupang. Cupang yang sehat aktif, responsif, dan mau makan. Jika lesu, segera cari penyebabnya.
Kombinasikan pakan alami dan buatan. Variasi nutrisi membantu pertumbuhan dan warna optimal.
Sediakan lingkungan sehat. Air bersih, suhu stabil, dan wadah terawat akan membuat cupang lebih tahan terhadap penyakit.
Gunakan panduan terpercaya. Untuk melihat contoh cupang sehat, Anda bisa cek koleksi di Siripku – Cupang Betta.
FAQ Seputar Kesalahan Merawat Ikan Cupang
1. Apa tanda ikan cupang sakit karena salah perawatan?
Tanda-tanda umum: sirip menguncup, warna kusam, gerak lambat, nafsu makan menurun, muncul bintik putih atau jamur di tubuh.
2. Apakah cupang boleh diberi makan setiap kali terlihat lapar?
Tidak. Cupang terlihat lapar bukan berarti perlu diberi makan terus. Beri makan cukup 2 kali sehari.
3. Seberapa sering mengganti air ikan cupang?
Jika wadah kecil tanpa filter, ganti air 2–3 hari sekali. Jika menggunakan filter, cukup sekali seminggu sebagian air.
4. Bolehkah cupang jantan dan betina disatukan terus?
Tidak. Mereka hanya boleh disatukan saat pemijahan, itu pun harus diawasi.
5. Apakah cupang bisa hidup tanpa aerator?
Bisa. Cupang memiliki organ labirin untuk bernapas langsung di udara. Namun, kualitas air tetap harus dijaga.
6. Bagaimana cara membuat cupang cepat pulih setelah sakit?
Pisahkan di wadah karantina, gunakan daun ketapang, beri pakan bernutrisi, dan pastikan air selalu bersih.
Kesimpulan
Merawat cupang memang terlihat mudah, tetapi ada 5 kesalahan fatal yang sering dilakukan pemula: overfeeding, mengabaikan kualitas air, menyatukan cupang dalam satu wadah, tidak menjaga kebersihan wadah, dan salah memilih pakan.
Kesalahan ini bisa menyebabkan cupang sakit, warna pudar, sirip rusak, hingga mati lebih cepat. Untuk menghindarinya, pemilik harus konsisten menjaga pola makan, kebersihan, dan kualitas lingkungan.
Ingatlah, cupang bukan sekadar ikan hias kecil, melainkan makhluk hidup yang perlu perhatian. Dengan perawatan yang benar, cupang bisa hidup lebih panjang, sehat, dan selalu menampilkan keindahannya.
👉 Ingin melihat contoh cupang sehat dan berkualitas? Kunjungi koleksi Siripku – Cupang Betta sekarang juga!